Sains & Teknologi



Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan masih perlu mendalami kebutuhan pemblokiran terhadap suatu konten di jejaring sosial Twitter. Ini seperti yang dilakukan Jerman yang memblokir konten bertema Nazi.




"Soal itu, kami pelajari perkembangnnya bagaimana," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, Jakarta, Senin, 6 Febuari 2012.




Menurut Tifatul, yang terpenting dalam beraktivitas di situs mikroblogging ini adalah etika atau kesopanan. "Ini juga perlu," katanya.




"Saya ikut men-tweet bukan untuk gagah gagahan. Saya juga lihat di dunia Twitter ini, apa saja yang diperbincangkan," ujar mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini.




Tifatul tidak lupa mengingatkan agar jangan terlalu reaktif apa yang terjadi dalam RUU SOPA/PIPA, mengingat hal itu terjadi di negara lain. Jika Amerika Serikat memberlakukan RUU tersebut, tambahnya, akan seperti Cina dalam memproteksi internet.




Terkait dengan RUU SOPA/PIPA, Asia Internet Coalition (AIC) mengatakan penerapan aturan ini terlalu jauh. Ia menilai RUU tersebut terlalu represif. "Harusnya dengan pendekatan terhadap sumber masalahnya," kata John Ure, Direktur Eksekutif AIC.




Untuk keamanan berinternet, AIC lebih fokus pada bagaimana mengamankan pengguna internet dari kejahatan internet yang terorganisir dan individual. "Ini yang harus diedukasi, membekali individu dari kejahatan cyber.

0 komentar:

Posting Komentar

Beranda

About Me

Foto Saya
jadilah dirimu sendiri jangan selalu mengikuti kehendak nafsu untuk melakukan kegiatan yang buruk, selalu setia kepada negara. di setiap ke susahan pasti ada jalan keluar dari semua itu.
 

Followers

 

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger